MEMAHAMI KEGIATAN MANAJEMEN KOMUNIKASI DI PERUSAHAAN. (Understanding of management communication activities on organization)


Key Words : Manajemen , komunikasi, organisasi, komunikasi organisasi,

system , sibernetika, mekanisme kerja, job description,

                       standard operating procedure .

 

ABSTRAK  

Aktivitas  manajemen komunikasi di perusahaan merupakan suatu system mekanisme kerja yang dilakukan perusahaan dengan tujuan agar tujuan dan sasaran perusahaan tercapai dengan hasil yang maksimal.

Dasar pengelolaan perusahaan, dimulai dengan memahami pentingnya memaksimalkan fungsi manajemen di setiap aktivitas perusahaan dan peran komunikasi sebagai sarana interaksi untuk mensinergikan kesluruhan aktivitas manajemen tersebut.

Dengan pendekatan manajemen komunikasi, maka setiap aspek yang terkait dalam pelaksanaan mekanisme kerja akan terlibat, dengan cara memahami aspek penting esensi manajemen komunikasi yaitu aspek komunikasi organisasi sebagai dasar berpijak dalam mengimplementasikan aktivitas manajemen komunikasi dan pendekatan system maupun cybernetic sebagai proses melakukan evaluasi dan control terhadap keseluruhan mekanisme kerja,

PENDAHULUAN

Manajemen Komunikasi  merupakan bidang yang termasuk baru di ranah perusahaan, dimana aktivitasnya melibatkan bukan hanya dalam pengelolaan perusahaan melainkan juga aktivitas para anggota perusahaan (sdm) ; dengan demikian perbincangan mengenai manajemen komunikasi akan melibatkan aspek2 yang berkaitan dengan manajemen dan komunikasi . Aspek manajemen biasanya dipergunakan oleh perusahaan untuk menganalisis permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan mekanisme kerja antar anggota di perusahaan , sedangkan aspek komunikasi lebih ditekankan untuk menganalisis aktivitas komunikasi antar anggota perusahaan dalam rangka menjalan mekanisme kerja tersebut.

Dalam prakteknya,  masih banyak kegiatan manajemen komunikasi belum mendapat perhatian besar bagi para pengelola perusahaan; hal ini disebabkan focus perhatian lebih kepada mekanisme kerja yang lebih cepat mencapai tujuan dan sasaran dan kadang tanpa memperhatikan standard operations procedure (SOP) yang telah ditetapkan perusahaan, bahkan job description pun dilanggar ; Sehingga tidak jarang terjadi pelaksanaan pekerjaan dari masing-masing anggota yang tumpah tindih dan bisa jadi satu karyawan mendapatkan beban pekerjaan yang berlebihan di luar tugas dan tanggung jawabnya.

Ilustrasi tersebut tentu saja tidak sejalan dengan  prinsip  manajemen pengelolaan perusahaan, dimana menurut  Mary Parker Follet ,  manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain ; Yang berarti bahwa untuk mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dilakukan dengan mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang mungkin diperlukan dalam mencapai tujuan perusahaan – bukan dengan cara melaksanakan sendiri pekerjaan itu. (James A.F Stonner, 1982:7).

Proses pengaturan aktivitas individu dalam perusahaan adalah sebuah aktivitas yang melibatkan hubungan timbal balik antara pimpinan dengan bawahannya atau dikenal dengan istilah komunikasi di organisasi; menurut George Terry komunikasi ibarat minyak pelumas agar proses manajemen berjalan lancar dan  Lawrence D.Brennan pun mempertegas  bahwa, Management is communication .(Onong Uchyana Effendy,  1981 :10).

Dengan kata lain,  proses dalam manajemen pengelolaan perusahaan tidak terlepas adanya aktivitas komunikasi antar anggota perusahaan, antar bagian dalam perusahaan dan seluruh aktivitas perusahaan yang dapat menggiatkan iklim kerja yang sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan.

Sejalan dengan proses tersebut, maka  artikel ini akan membahas lebih lanjut bagaimana memahami manajemen komunikasi sebagai salah satu aktivitas yang penting untuk menjalankan mekanisme kerja yang sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan.

 

 

MEMAHAMI MANAJEMEN KOMUNIKASI

Istilah manajemen komunikasi menurut Harry Irwin (1994:10), didefinisikan :

“ is the process of using human, financial and technical resources in understanding and performing the communication function within corporations and between those and theirs publics. Thus, communication management involves administering and managing communication menggunakan secara optimal resources (personal, group, organizational and technical ) and communication processes to facilitate communication in corporate context”.

Jadi pemahaman mengenai  manajemen komunikasi adalah   proses yang menggunakan manusia, keuangan dan sumber tehnik  yang berfungsi membentuk komunikasi antar perusahaan dan perusahaan dengan  publiknya. Dengan demikian, manajemen komunikasi termasuk kegiatan administrasi, aspek  manajerial seperti : individu, organisasi dan tehnikal maupun  proses komunikasi , dipergunakan untuk  menfasilitasi  kegiatan komunikasi ke dalam aktivitas kerja di  perusahaan.  Dengan kata lain ,  “ Communication management, implies the optimal use human and technological resources to promote dialogue between  people.  ( Michael Kaye , 1991:8). Jadi,  Manajemen komunikasi pada hakekatnya adalah bagaimana individu dapat mengoptimalkan sumber dayanya kedalam aspek pengeloaan manajemen di setiap aspek bagian seperti keuangan, produksi, pemasaran dll di perusahaan dengan mempergunakan model komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Dari pengertian tersebut, maka untuk lebih memahami bagaimana implementasi kegiatan manajemen komunikasi ,  sebagai berikut :

Pertama,  memahami terlebih dulu prinsip kerja komunikasi organisasi sebagai dasar utama aktivitas pendukung  mekanisme kerja perusahaan .

Menurut  Alo Liliweri( 1997: 275-287).Komunikasi organisasi adalah jaringan kerja yang dirancang dalam suatu sistem dan proses untuk mengalihkan informasi dari seseorang/sekelompok orang kepada seseorang/sekelompok orang demi tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan jaringan komunikasi organisasi merupakan pola-pola hubungan antar manusia yang bersifat formal. Keformalan itu meliputi adanya jaminan formalitas dalam unsur-unsur komunikasi dan proses kerja unsur-unsur tersebut .  Unsur dalam komunikasi organisasi meliputi :

  1. Kesengajaan; pertukaran pesan dalam komunikasi organisasi dilakukan melalui suatu hubungan formal dan informal (bukan hubungan sosial) yang disengaja berdasarkan penggarisan organisasi.
  2. Pertukaran; yang meliputi paling tidak dua atau lebih orang, yakni pihak pengirim dan penerima.  Masing-masing pihak secara bergantian menjadi penerima atau pengirim pesan.
  3. Gagasan, pendapat, informasi, dan instruksi; adalah  isi pesan berupa buah pikiran dan  harapan yang disampaikan sesuai dengan kondisi individu dan
  4. Personal dan impersonal; adalah saluran langsung seperti tatap muka atau melalui saluran tidak langsung melalui media massa (Televisi, radio, surat kabar dll)  kepada sejumlah orang secara serentak.
  5. Simbol atau tanda; adalah setiap cara atau metode yang dapat disandi menjadi pesan untuk dipertukarkan. Simbol mungkin positif dan abstrak, tanda mungkin berbentuk verbal dan nonverbal. Kuncinya adalah bagaimana memakna pesan-pesan tersebut.
  6. Mencapai tujuan organisasi; merupakan salah satu karakteristik, tujuan atau harapan organisasi yang bersifat  formal dan  sangat ditentukan oleh pimpinan .

Selanjutnya unsur-unsur yang ada dalam proses  komunikasi tersebut  diimplementasikan ke dalam kegiatan perusahaan,) yang meliputi aspek :

  1. Komunikator, dalam konteks organisasi/perusahaan adalah seorang karyawan atau anggota organisasi/perusahaan  dengan gagasan , maksud, informasi dan bertujuan mengadakan komunikasi.
  2. Membuat sandi atau menyandi (encoding), dilakukan oleh komunikator, yaitu dengan menerjemahkan gagasan komunikator ke dalam serangkaian tanda/ simbol komunikasi yang sistematis. Bnetuk utama dari sandi adalah bahasa. Misalnya : informasi akunting, laporan penjualan dan data komputer . Maka fungsi dari pembuatan sandi adalah membenri bentuk tertentu untuk menyatakan gagasan dan maksud sebagai sebagai sebuah pesan.
  3. Pesan (message), merupakan hasil dari proses pembuatan sandi. Gagasan/ ide oleh komunikator dinyatakan dalam bentuk pesan – dapat bersifat lisan atau tulisan . Dalam kegiatan perusahaan, para manajer mempuyai berbagai macam maksud untuk berkomunikasi agar gagasan/ ide mereka dapat saling dimengerti, diterima bahkan menghasilkan tindakan. Jadi pesan adalah apa yang diharapkan oleh komunikator untuk disampaikan kepada penerima tertentu.
  4. Jalur (medium), adalah alat untuk menyampaikan pesan. perusahaan memberi informasi kepada anggotanya denganberaneka macam cara, termasuk tatap muka, telepon, pertemuan kelompok, komputer, memo, pernyataan kebijakan, sistem imbalan, jadwal produksi , ramalan penjualan dll.
  5. Menguraikan Sandi – Penerima (Decoding – Receiver), menguraikan sandi (decoding) merupakan istilah teknis bagi proses pikiran penerima. Penerima menafsirkan (menguraikan sandi) pesan menurut pengalaman sendiri sebelumnya  (field of experiences) dan menurut kerangka referensinya (frame of references). Jika uraian sandi dari pesan tersebut lebih mendekati maksud yang diinginkan oleh komunikator, maka komunikasi akan lebih efektif. Ini menekankan pentingnya komunikasi agar “ berorientasi pada penerima “.
  6. Umpan Balik (feedback), proses komunikasi satu arah adalah proses yang tidak memungkinkan pemberian umpan balik penerima –ke-komunikator. Ini dapat meningkatkan kemungkinan penyimpangan (distorsi) antara pesan yang dimaksudkan dan pesan yang diterima. Sedangkan proses komunikasi dua arah (timbal balik) memberikan umpan balik dari penerima-ke-komunikator. Bagi manajer , umpan balik komunikasi dapat datang dengan berbagai cara, dalam situasi tatap muka dimungkinkan umpan balik berlangsung secara lisan maupun tulisan/tidak langsung (misal. Produktivitas kerja, kualitas produksi, konflik antar unit dll).
  7. Kegaduhan (Noise), merupakan faktor-faktor yang mengganggu proses komunikasi. Faktor-faktor ini dapat muncul melalui masing-masing unsur komunikasi. Misalnya, seorang manajer sedang terdesak waktu sehingga melakukan kegiatan komunikasi dengan sangat tergesa-gesa sehingga informasi menjadi tidak lengkap, akibatnya menimbulkan salah mengerti atau miss communication bagi bawahannya. (James L.Gibson (1997;437 – 439) .

Implementasi unsur-unsur proses komunikasi dalam kegiatan pengelolaan perusahaan adalah bagaimana manajer (pimpinan organisasi)  mempunyai gagasan-gagasan besar untuk memanfaatkan komunikasi organisasi; mulai dari penyusunan rencana, kemudian mengorganisasikan seluruh kegiatan dengan dukungan sumber daya manusia (SDM), fasilitas software ,  dan hardware, mengarahkan, mengawasi sampai dengan mengevaluasi seluruh kegiatan organisasi tersebut, hingga tujuan perusahaan tercapai.

Kedua, mengadopsi unsur-unsur komunikasi organisasi  ke dalam sebuah sistem manajemen mekanisme kerja, dimana oleh  Mamduh (1997:20) , digambarkan dalam model berikut :

 

 

Perencanaan

Tujuan
Kelompok

Kerja

Pengorganisasian

Manajer             Penyusunan staf                 Komunikasi

Pengarahan/

Pengawasan

Pengevaluasian

 

Penjelasannya sebagai berikut :

Sejalan dengan pengertian manajemen , dimana  manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Maka,  model di atas menggambarkan bagaimana manajer terlebih dahulu sebaiknya mengejawantahkan aktivitas perusahaaan ke dalam fungsi2 manajemen  untk selanjutnya dikomunikasikan kepada masing-masing anggota perusahaan (kelompok kerja)  sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya , dimana keseluruhan kegiatan tersebut diarahkan pada pencapaian tujuan perusahaan .

Kedua , adalah dengan melakukan pendekatan  system  dan Cybernetic di setiap aktivitas kerja perusahaan  , agar sedini mungkin dapat sejauhmana setiap anggota perusahaan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai Standard operating procedure .

Menurut Stephen W Littlejohn ( 1996:42 – 47),  pendekatan sistem  berfungsi menghubungkan bagian-bagian dalam organisasi secara tepat sehingga umpan balik dalam setiap hasil kegiatan di perusahaan dapat diketahui , sejauhmana seluruh aktivitas berjalan sesuai tujuan/sasaran. Sedangkan pendekatan cybernetics dalam  suatu sistem berfungsi untuk mengukur efekektivitas  maupun membuat penyesuaian-penyesuaian yang perlu dan sesuai melalui  (1) A control object , or the variable to control  (2. A detector, or scanning subsystem (3) A comparator (4) An effector, or action-taking subsystem. .  Cara sederhana  dari teori Cybernetics  (kibernetika) tersebut,  selalu dimulai dari  sensor, komparator dan aktifator. Sensor memberikan umpan balik kepada komparator, yang menentukan apakah terjadi penyimpangan terhadap norma yang ditentukan. Komparator lalu memberikan petunjuk kepada Aktifator, yang menghasilkan suatu keluaran yang yang dengan berbagai cara dipengaruhi oleh lingkungan (lihat : Schoderbek (1985) & Littlejohn (1996).

Berdasarkan pemahaman tersebut , maka  implementasi  manajemen komunikasi kedalam sistem kegiatan di perusahaan oleh Robert E.Simmons (1990:10), dijelaskan melalui empat (4)  tahapan yang disebut managerial planning  , yaitu :

  1. Reorganize large masses of information into simpler yet more meaningful categories. Tahap ini dilakukan memudahkan para anggota organisasi/perusahaan dalam memahami dan melaksanakan pekerjaan  yang sesuai dengan kebijakan dan arahan pimpinan.
  2. Differentiate important information and eliminate non essential information. Dalam melaksanakan kegiatan organisasi/perusahaan semua informasi yang diperoleh perlu dipilah-pilah sedemikian rupa, agar pelaksana pekerjaan dapat membuat prioritas pekerjaan berdasarkan tingkatan informasinya.
  3. View problem-connected events, phenomena and concepts in an integrated context that makes it easier to make sense of, or explain what is occurring. Tahapan ini dibutuhkan oleh Manajer, sebagai upaya untuk membuat spesifikasi pekerjaan dan mendistribusikannya kepada karyawan yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dan mampu mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.
  4. formulate strategy that can serve as the basis for plans and their implementation . Sebagai tahapan yang sangat menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan, hal mana rumusan strategi yang tepat dan mudah diimplementasikan akan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mendorong terciptanya kinerja yang memuaskan karyawan dan perusahaan.

 

Keempat tahapan tersebut  merupakan  dasar untuk berkembang dan berubahnya suatu perusahaan , dan akan efektif bila dilakukan dengan melibatkan seluruh unsur yang terkait dalam aktivitas pengelolaan perusahaan dan menjalankannya  secara sistematis semua  fungsi-fungsi utama dalam manajemen yaitu :

  1. Planning (perencanaan), menentukan tujuan dan sasaran utama perusahaan agar berhasil, termasuk diantaranya : mengembangkan strategi, menetapkan kebijakan, merencanakan anggaran dan petunjuk-petunjuk umum untuk menggiatkan jalannya perusahaan.
  2. Organizing (organisasi), bertujuan menentukan secara spesifik aktivitas maupun kebutuhan untuk mencapai sasaran maupun hasil yang akan dicapai perusahaan.
  3. Directing (penggiatan) secara umum adalah perilaku anggota perusahaan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan perusahaan dan sesuai kebutuhan, rencana maupun desain.
  4. Controlling (pengawasan), kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk mengetahui apakah aktivitas perusahaan dijalankan sesuai dengan yang telah direncanakan dan dilakukan oleh anggota perusahaan sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya. ( Jerry C.Wofford , 1977: 9-13),

Penjelasan tersebut menunjukkan adanya hubungan timbal balik sesama anggota perusahaan (sumber daya manusia) dalam rangka melaksanakan kegiatan perusahaan untuk mencapai target maupun sasaran secara efektif. Dalam hal ini, pendekatan manajemen komunikasi di perusahaan merupakan dasar untuk menetapkan hubungan antara kemampuan berkomunikasi dengan sistem yang menggerakkan aktivitas perusahaan  yang diinterpretasikan dengan pemahaman yang sama antara sesama anggota perusahaan.

 

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN KOMUNIKASI DENGAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI

Manajemen komunikasi secara umum dipahami sebagai proses mengoordinasikan interpretasi atau bentuk pengertian melalui interaksi antara manusia. Bentuk tersebut berupa “kemampuan berkomunikasi“ dalam interaksi manusia dan dapat dipahami dari sudut pandang pengalaman individu (field of experience)  maupun kerangka berpikir (frame of reference)  masing-masing.  Penman (1985) melanjutkan bahwa  kemampuan berkomunikasi dipandang sebagai bentuk hubungan antarpersonal, sehingga kegiatan komunikasi dilakukan dalam bentuk pertukaran gagasan maupun pemahaman antar individu. Dan Irwin (1994:10) menambahkan  bahwa  kemampuan antarpersonal diperoleh dari   besar kecilnya  hubungan yang terjadi  dari waktu ke waktu. Demikian pula dengan kegiatan  manajemen komunikasi, maka aktivitasnya dalam organisasi/perusahaan, diantaranya  mengaplikasikan fungsi manajemen kedalam aktivitas komunikasi yang berlangsung di perusahaan/organisasi dan bertujuan untuk saling mengingatkan mau[un memberi perhatian terhadap sasaran, termasuk diantaranya   kegiatan dan strategi komunikasi , juga memberikan pendapat, memutuskan dan mengevaluasi aktivitas komunikasi yang telah direncanakan.

Selanjutnya,  untuk melakukan aktivitas manajemen komunikasi tersebut,  sebaiknya manajemen perusahaan harus proaktif dan berinisiatif sesuai kebijakan organisasi/perusahaan Hal tersebut dapat diperoleh, apabila pihak manajemen dan anggota organisasi/perusahaan bersama-sama saling memberikan dorongan, perhatian dan memfasilitasi kegiatan manajemen komunikasi sebagai sebuah sistem yang terencana dan terarah dalam mencapai tujuan Berkenaan dengan hal tersebut, kemampuan berkomunikasi dalam aktivitas pengelolaan organisasi/perusahaan mutlak diperlukan, dan  Irwin (1994:23-25), menjelaskan 10 (sepuluh) hal yang perlu dimiliki oleh individu agar mempunyai kemampuan berkomunikasi , yaitu  :

  1. Competence in listening and responding secara aktif yang bertujuan untuk mengerti, mengevaluasi, mempertegas pengambilan keputusan.
  2. Competence in overcoming reticence/shyness. Hal ini dapat terjadi dimana saja pada saat kegiatan komunikasi berlangsung, sehingga diperlukan peran komunikator mampu  mengatasi rasa malu atau sulit berbicara antara peserta komunikasi .
  3. Competence in being open and frank. Pengungkapan ide maupun perasaan secara terbuka dalam kegiatan komunikasi diperlukan agar proses komunikasi berjalan efektif dan berhasil .
  4. Competence in establishing and sustaining a smooth pattern of interaction.  Interaksi yang menyenangkan dapat  membantu satu dan lainnya untuk saling menyukai. Kenyamanan/suasana yang menyenangkan dibutuhkan untuk membangun kesadaran bagaimana individu berinteraksi.
  5. Competence in being assertive (not aggressive), merupakan kemampuan berkomunikasi secara positif maupun negatif – dari gagasan maupun perasaan yang nyata untuk meraih partisipasi individu dalam berinterkasi.
  6. Competence in questioning. Kemampuan bertanya penting terutama dalam konteks wawancara secara formal. Pertanyaan-pertanyaan dipergunakan secara langsung  untuk mencari informasi dan menegaskan gagasan, pendapat maupun perasaan. Bertanya merupakan salah satu  kemampuan dalam membahas interaksi yang  berkaitan dengan  individu, informasi, ide dan perasaan dalam satu hubungan.
  7. Competence in understanding people from the “stories” they tell. Seluruh interaksi dipengaruhi oleh nilai-nilai dan keyakinan dari masing-masing peserta komunikasi, yang membuat masing-masing peserta memahami maupun tidak memahami pengaruh komunikasi bagi lingkungannya. Mengidentifikasikan nilai dan keyakinan sebagai dasar untuk memudahkan interaksi atau hubungan antara individu. Dengan demikian aktivitas interaksi antara individu dapat terjadi dimana masing-masing peserta komunikasi saling memahami makna dari ide/gagasan berdasarkan nilai-nilai maupun keyakinannya.
  8. Competence in negotiating and resolving conflict. Bagi perusahaan-perusahaan besar kegiatan negosiasi penting dilakukan, diantaranya untuk memperjelas posisi pekerjaan agar tidak terjadi tumpah tindih tugas maupun tanggung jawab pekerjaan antara anggota perusahaan.
  9. Competence in interpreting nonverbal behaviour. Banyak sekali pertukaran informasi maupun pengertian antara individu dilakukan dengan komunikasi nonverbal atau bahasa tubuh. Para ahli memperkirakan bahwa dalam setiap aktivitas komunikasi, kesamaan mengintepretasikan pesan sebagian besar dipertegas oleh perilaku nonverbal antarindividu sekitar 60 – 70 % melalui gestures, gerakan badan, ekspresi muka, kontak mata, dan intonasi suara.
  10. Competence in adapting communication behaviour to suit the circumtances. Perilaku komunikasi adalah kemampuan peserta komunikasi dengan sadar melakukan interaksi secara khusus. Perbedaan sosial budaya merupakan salah satu hal yang menyebabkan individu perlu melakukan adaptasi dalam setiap aktivitas komunikasi agar diperoleh pengertian maupun pemahaman yang sama.

Dari beberapa uraian  mengenai kemampuan berkomunikasi  yang perlu dimiliki oleh setiap anggota perusahaan, menunjukkan bahwa kemampuan/kompentensi  masing-masing anggota  yang terlibat dalam kegiatan komunikasi organisasi , merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai sasaran, tujuan maupun target organaisasi/perusahaan. Dengan demikian, pembentukan budaya perusahaan (corporate culture) menjadi penting, mengingat perbedaan yang beragam seperti ; latar belakang sosial budaya dan  kebiasaan masing-masing anggota akan mempengaruhi pola pembentukan  kemampuan berkomunikasi pada masing-masing anggota perusahaan.

 

KESIMPULAN

Aktivitas manajemen komunikasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang penting untuk dilakukan di perusahaan. Sebab ,  melibatkan keseluruhan aspek dan fungsi manajemen sebagai sistem yang memadukan aktivitas antar bagian di perusahaan , sedangkan aktivitas komunikasi merupakan sistem interaksi antara anggota perusahaan yang menjembatani perbedaan baik dari aspek pengetahuan, pengalaman, latar belakang maupun kepentingan antar anggota perusahaan .

Dengan demikian, Komunikasi adalah proses yang integral untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen secara sistematis , yang ditujukan untuk mencapai sasaran/tujuan perusahaan;  dan dalam proses manajemen tersebut kegiatan komunikasi diaplikasikan  melalui kegiatan yang berkaitan dengan aliran informasi yang sesuai dengan hierarki dalam struktur organisasi.

 

 

 

 

Model hubungan antara proses manajemen dan proses komunikasi oleh Henry H. Albers’s (1974) digambarkan pada bagan sebagai berikut :

Manager

(planning, organizing, directing & controlling)

 

Feedback Communication

(upward flow of results

Expectations and sentiments)

Forward communication

(downward or horizontal flows of plans, expectations and sentiments)

 

 

 

 

 

 

 

                                                             

Sub ordinate

Performance

 

 

 

 

 

Bagan : The management process and communication (Wofford, 1977:14)

 

Bagan di atas menunjukkan bagaimana kaitan antara proses manajemen dan proses komunikasi, dimana alur pekerjaan dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan hierarki dalam struktur organisasi dengan aliran informasi melalui kegiatan  komunikasi vertikal, ke bawah , ke atas maupun horisontal berguna bagi manajemen untuk mengetahui job performance karyawan yang  melaksanakan pekerjaan tersebut   sedangkan  aliran komunikasi ke atas berupa feedback  di mana manajer memperoleh informasi mengenai perfomance maupun masalah yang terjadi pada bawahan; dalam hal ini manajer menjalankan fungsi kontrol sehingga kemantapan dan konsistensi seorang manajer dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen terjaga dan selanjutnya mengkomunikasikannya secara sistematis terhadap para anggota perusahaan agar sasaran maupun tujuan perusahaan tercapai.

Berdasarkan alur sistem manajemen komunikasi tersebut , maka diharapkan  perusahaan dapat terus berkembang dan menjadi besar  dan mampu bersaing mengikuti kemajuan disetiap sektor usaha/ bisnis; Sehingga  diperlukan dukungan dari semua karyawan / anggota perusahaan, mulai dari lini atas hingga lini bawah, Dalam hal ini , pimpinan dan karyawan (sumber daya manusia) sebagai ujung tombak perusahaan bersama-sama mengaplikasi job descriptions sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya..

Catatan :

Artikel Memahami aktivitas manajemen komunikasi di perusahaan, merupakan penggalan kecil dari buku “ system manajemen komunikasi “ yang ditulis oleh penulis sendiri  dan penerbit Simbiosa  Rekatama – Bandung.

REFERENSI :

  • Adler, Ronald B,1996, Communicating at Work, The McGraw-Hill

Companies,   North America.

  • Bacal, Robert, 2005, Perfomance Management, PT.Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta

  • Barker, Larry L, 1987, Communication, Prentice Hall, United State of

America.

  • Beer, Stafford, 1959, Cybernetics and Management, John Wiley & Sons,

NewYork.

  • Bertalanffy, Ludwig Von, 1968, General System Theory, George

Braziller, NewYork. Publisher.

  • Davis, Gordon  B , 1995 Sistem  Informasi  Indonesia,  penerjemah

S.Adiwardana,  PT. Gramedia, Jakarta.

  • Diwan, Parag, 1999, Communication Managing , Golden Books Centre

SDN BHD, Kuala Lumpur.

–     Effendy, Onong Uchjana, , 1981, Sistem Informasi Dalam Manajemen,

                                  Alumni, Bandung.

–    Gamble, Teri Kwal & Michael Gamble, 2002, Communication Work, The

McGraw-Hill Company, USA.

–    Gibson, James L , Organisasi & Manajemen, terjemahan, 1997, Erlangga

, Jakarta.

  • Hanafi, Mamduh M, 1997, Manajemen , UPPAMPYKPM, Jogyakarta.

–    Irwin, Harry,  1994,  Managing  Corporate  Communication ,  Allen  &

Unwin  Business and Management, Malaysia.

  • Kaye, Michael , 1994, Communication Management , Prentice  Hall,

Sydney.

Liliweri,  Alo ,  1991,  Sosiologi  Organisasi ,  PT Citra Aditya Bakti,

Bandung.

  • Liebler,Joan Gratto, 1999, Management Priciples for Health

                                         Professionals,  An Aspen Publication, Maryland.

  • Littlejohn, Stephen  W,  1996 ,  Theories of Human

Communication,Belm Wadsworth Publishing Company.

  • Murdick, Robert G, 1971, Information Systems for Modern Management,

Prentice-Hill, New Jersey.

  • Nisyar, Karhi, 1997, Teori sistem dan pendekatan sistem dalam

                                         manajemen, Mandar Maju, Bandung.

  • Pace, R.Wayne , 1993, Komunikasi Organisasi, terjemahan : Deddy

Mulyana,  Rosda, Bandung.

–     Pepper, Gerald.C. Communicating in Organizations, 1995,Mc.Graw-Hill,

USA

–    Robbins, Stephen P, 2003, Prilaku Organisasi, Jilid I, alih bahasa : Tim

Indeks, Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

  • Rodgriguez, Rafael A, Fundamental Of Management, Second Edition,

College of   Business   Administration  ,   University   of   the   Philippines.

  • Sabardi, Agus, 2001, Manajemen Pengantar, UPP AMPYKPN, Yogyakarta.
  • Schoderbek, &  Kefalas, 1985,  Management  System,  Business

Publications , Texas.

  • Simmons, Robbert E, 1990, Communication Campaign Management, A

                                         System Approach, Longman, New York.

–  Simanjuntak, Payaman J, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, 2005,

Fak.ekonomi Universitas Indonesia – Jakarta,

  • Stoner , James A.F, 1989, Manajemen , alih bahasa: Al Fonsus Sirait,

Erlangga, Jakarta.

  • Lee, 1968, Communication and Communication Systems, Richard

D.Irwin , Inc,Illinois.

–     Walker,James.W, Human Resources Planning, 1990, McGraw-Hill, USA

  • Winardi, 2000, Asas-asas Manajemen, Mandar Maju, Bandung
  • ———-,1999, Teori Sistem & Analisa Sistem, Mandar Maju ,Bandung

 

 

 


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *